Jumat, 20 November 2015

Keresahan Guru terhadap UKG



Beberapa hari ini guru dihadapkan dengan kesibukan melakukan persiapan dan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang telah berlangsung dari tanggal 30 - 31 Juli kemaren! Sebagian sekolah ada yang sudah lama mengumumkan akan ada pelaksanaan UKG pada tanggal tersebut, tetapi ada sebagian sekolah yang 5 hari yang lalu baru memberikan pengumuman kepada guru-guru karena menunggu kepastian pihak dinas pendidikan untuk mengumumkannya.  Hal ini sempat membuat guru-guru di sebagian daerah bingung alias galau.  Hal ini jelas membuat resah sebagian guru dan bertanya-tanya apakah tujuan dari pelaksanaan Uji Kompetensi Guru ini?

Ada sebagian guru mengira bahwa UKG ini akan berpengaruh terhadap  pemotongan uang  sertifikasi  yang sudah pernah dinikmati para guru beberapa periode belakangan ini,  ada juga yang sudah mengetahui pasti bahwa UKG tak akan berpengaruh sama sekali dengan hal tersebut, hanya  untuk melakukan pemetaan guru, bahkan  ada guru yang sama sekali cuek karena mereka tidak yakin berpengaruh terhadap apa-apa. Ada juga  guru yang meyakini bahwa UKG  ini proyek pemerintah menghambur-hamburkan dana pendidikan saja,  dari hasil UKG ini dapat  menciptakan proyek-proyek baru bagi mereka, bahkan ada guru yang berani menceploskan pendapatnya bahwa pemerintah tidak rela memberikan kesejahteraan guru secara cuma-cuma tanpa dilihat dulu kompetensinya.  Inilah komentar-komentar guru sementara terhadap pelaksanaan UKG 2 hari kemaren.

Mengamati dari pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dua hari kemaren, terlihat beberapa guru ada yang belajar bersama, ada yang mencari kisi-kisi soal dan mengaplikasikannya dengan soal-soal yang biasa diajarkan dan dilatihkan kepada siswa.  Memperhatikan kegiatan di sebuah sekolah di pinggiran kota Jakarta,  salah seorang guru ekonomi mengatakan bahwa  melihat dan mengamati kisi-kisi soal UKG guru 70% materi yang diujikan adalah materi pelajaran SMA kelas X sampai kelas XII, dan 30% materi tentang pedagogik guru, aplikasi persiapan dan pelaksanaan guru dalam mengajar dikelas!  Menjelang pelaksanaan ujian ini guru sangat resah dan gelisah sambil terus berjuang untuk belajar dan membaca-baca materi apa yang akan dikeluarkan saat ujian keesokan harinya.  Seperti halnya seorang siswa yang akan menghadapi Ujian Sekolah atau Ujian Nasional, guru belajar lagi, terlihat ada yang membaca buku diwaktu luangnya, ada juga guru sampai bolos mengajar karena ingin belajar dan mempersiapkan diri menghadapi UKG keesokan harinya. ada juga yang tetap mengajar tapi metode berubah dari metode ceramah menjadi metode penugasan mandiri agar guru bisa membaca-baca dan menganalisis kisi-kisi soal yang akan keluar dalam UKG nanti.

Namun demikian ada juga guru yang cuek saja, karena bagi mereka UKG bukanlah apa-apa, tidak mengukur dan berpengaruh apa-apa, itu hanya proyek pemerintah saja untuk menghabiskan dana anggaran pendidikan, supaya semua dapat bagian dari hasil yang seharusnya guru dapatkan.  Banyak yang kurang rela guru mendapatkan tambahan gaji, atau ada juga yang berpendapat proyek ini untuk menakut-nakuti guru yang hasilnya nanti tidak bagus akan dipindahkan ngajarnya ke tempat yang kurang layak dari sebelumnya, sehingga kalau dia berani bayar sekian dia tidak  jadi dimutasi! Hasil UKG ini akan diprediksi akan menghasilkan proyek-proyek baru bagi oknum-oknum pemerintah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.

Salah seorang guru berani menuturkan kalimat tersebut karena berdasarkan pengalaman tidak sedikit guru mengakui bahwa mereka diangkat PNS atau untuk mendapatkan sertifikasi dengan cepat dengan cara melakukan suap alias nyogok pejabat untuk mempermudah mendapatkan apa yang dia inginkan.  Sekarang ini katanya sudah jamannya, kalau tidak melakukan hal tersebut kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.  Selain itu kedekatan seseorang dengan pejabat tertentu akan sangat mempermudah seseorang mendapatkan hal yang diinginkannya, misalnya untuk lulus ini dan itu kita harus bayar sekian juta, sekian ratus juta, hal ini banyak yang telah mengakuinya walaupun sadar atau tidak dengan cara diam-diam mengakui dalam hatinya.

Pernyataaan di atas meresahkan bagi guru yang betul-betul masih idealis dan diangkat PNS tanpa melakukan sogok atau tidak melakukan hal-hal seperti yang diceritakan di atas,  nasib mereka akan siap-siap untuk menerima hasil pemetaan pemerintah apa adanya.   Uji Kompetensi Guru yang telah dilaksanakan tanggal 30 sampai 31 Juli kemaren sebetulnya baik jika semua terlaksana dengan mulus tanpa ada unsur-unsur sogok menyogok lagi dan bagi yang memang nilainya bagus mendapatkan tempat yang baik dan dihargai dengan baik.  Sementara guru yang nilainya masih kurang juga mendapatkan hukuman (punisment) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sampai saat ini ketentuan terhadap hal inipun belum semua guru mengetahuinya, alias pemerintah belum transparan, kriteria guru yang lulus atau kriteria guru yang tidak lulus.  Guru yang lulus akan diberi apa, guru yang tidak lulus akan dihukum apa!

Bagaimana sistem pemetaan yang diwacanakan oleh pemerintah masih belum terlihat transparan, pemetaan yang bagaimana yang bisa dilaksanakan dengan jujur dan adil.  Di Indonesia, unsur money dan kedekatan dengan pejabat masih akan tetap berlangsung,  susah untuk merubahnya.  Hanya sekarang bagi guru-guru yang akan hidup di dua alam yaitu alam dunia dan alam akhirat tetaplah istiqomah untuk tidak mendapatkan sesuatu dengan cara yang kurang di ridoi oleh ALlah, Insya ALlah pasti masih akan dapat rejeki kalau ALlah menghendaki.

Hari pertama pelaksanaan UKG tanggal 30 Juli, sebagian guru sudah berkumpul dibeberapa titik (sekolah) yang memiliki beberapa unit komputer online untuk pelaksanaan kegiatan ini.  Namun ada beberapa guru melaporkan bahwa beberapa komputer belum tersambung atau belum  online dengan kemendikbud!! Mendengar beberapa berita di TV ada sebagian daerah pelaksanaan UKG gagal karena tidak online.  Isu lain juga mengatakan bahwa sebagian besar guru akan ditunda pelaksanaan UKG nya karena tidak dapat tersambung karena no pesertanya telah dipakai oleh orang lain.  Walaupun itu semua adalah kendala, ternyata pelaksanaan UKG ini sampai hari berikutnya dapat diatasi dan terlaksana dengan baik, begitulah tutur mentri pendidikan dan kebudayaan, M.Nuh sehari setelah pelaksanaan UKG dilaksanakan.

Mengamati pelaksanaan UKG di hari kedua untuk guru-guru SMA di sebuah sekolah telah siap beberapa guru sambil pasrah terhadap hasil yang akan diperolehnya.  Seorang guru ekonomi mengatakan sangat berat menjawab soal yang berkaitan dengan unsur pedagogik dibanding dengan soal materi pelajaran yang diajarkan.  Banyak jawaban yang meragukan, ada juga soal yang tidak ada jawabannya.  Khususnya pelajaran ekonomi ada beberapa konsep yang tidak sesuai dengan makna jawabannya! Hal ini dituturkan oleh beberapa guru ekonomi lain yang sempat diwawancarai.

Berdasarkan pengamatan pelaksanaan UKG di sebuah sekolah RSBI di pinggiran kota Jakarta, hasil sementara dari wawancara dengan beberapa guru yang telah melaksanakan UKG, diperoleh  nilai antara  30 sampai nilai 62, artinya, dari jumlah 100 soal yang dikerjakan hanya 30- 60 saja yang benar, jarang yang dapat nilai di atas 70 ke atas.  walaupun ada satu dua guru yang mendapat nilai 70 ke atas, hal tersebut  hanya benar dalam matapelajaran yang diajarnya saja atau hanya kebetulan dan ketelitian dalam menjawab bukan karena menguasai terlalu dalam semua kisi-kisinya.  Hal ini juga seperti yang diungkapkan teman guru yang mendapatkan nilai 70 ke atas.   Beliau mengatakan bahwa mereka menjawab hanya kebetulan saja.  Mereka tidak menyangka akan mendapatkan nilai sebesar itu. Hal ini berarti bahwa guru-guru hampir seluruhnya masih perlu pembelajaran lagi dan perlu pelaksanaan pelatihan lagi agar mutu dan kualitasnya dapat lebih baik!

Beberapa guru ekonomi yang terhimpun dalam MGMP ekonomi saling memberitakan hasil UKG ini  lewat sms, mereka satu sama lain mengatakan bahwa ada beberapa soal yang tidak ada jawabannya sehingga menyulitkan guru ekonomi memilih jawabannya, akhirnya menggunakan tebakan saja, padahal Beliau mengetahui cara-caranya dan prosedur jawabannya! Pembuat soal UKG ini seharusnya merevisi lagi atau mengecek lagi jawaban-jawaban soal UKG nya apakah salah kuncinya atau ada kendala-kendala yang lain sehingga tidak merugikan hasil akhir dari tes ini! Kalau terbukti ada kesalahan pengetikan soal satu jawaban dari soal ini maka UKG ini tidak sah dan tak bisa jadi tolak ukur kompetensi guru selanjutnya.  Sekali lagi hal ini akan tidak menguntungkan bagi guru yang betul-betul mengerti tapi tak ada jawabannya.  Ayo pemerintah harus selektif lagi dalam memeriksa kesiapan soal yang akan diujikan, jangan sampai keliru!

Terlepas dari permasalahan di atas, UKG sudah berjalan dengan baik, walaupun hasil belum tau kapan akan diumumkan dan akan terjadi pemetaan model apa, semua guru sempat resah dan gelisah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya di masa yang akan datang.  Nilai yang baik akan mendapatkan apa, nilai yang masih kurang akan mendapatkan sangsi apa, guru masih bertanya-tanya yang pasti bukan untuk mencabut kembali sertifikasi yang pernah dinikmati atau menghentikan sertifikasinya.  Kita tunggu hasilnya dengan hati yang sabar dan terus berdoa semoga guru-guru di Indonesia akan lebih baik di masa yang akan datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar