Jumat, 20 November 2015

Sejarah Kampung Sungai Utik


Sejarah Kampung Sungai Utik

(Sumber : kutipan dan kompilaisi dari tulisan dalam laporan lembaga LBBT, SHK, dan PPSDAK)

Kampung Sungai Utik pertama kali datang dari Lanjak, namun karena ladang mereka sering terserang hama belalang besi maka mereka pindah dari Lanjak menuju ke Sungai Abau dan tepatnya di Sungai Kersik. Tanpa diketahui alasan yang jelas dari Sungai Kersik mereka pindah ke Lanjak lagi, dan dari Lanjak pindah ke Sungai Abau. Akibat perpindahan ini terpecah menjadi dua kelompok yaitu:

• Kelompok Ijon pindah ke Palapintas dengan jumlah 6 (enam) buah pintu dan Ijon selaku Tuai Rumah. Kelompok ini selanjutnya melahirkan Tembawai Palapintas Merundup.

• Kelompok Pateh Judan pindah ke Belatong dengan jumlah 7 (tujuh) buah pintu dan Pateh Judan selaku Tuai Rumah. Kelompok ini selanjutnya melahirkan Tembawai Sungai Belatong.

• Kelompok Ijon pindah ke Tembawai Pantak dengan alasan banjir dan kelompok Pateh Judan kemudian pindah ke Tembawai Pinang.

• Tembawai Inyak, lama di tembawai ini kurang lebih 30 tahun dan dengan jumlah 19 pintu.

• Tembawai Sungai Aji, lama di tembawai ini kurang lebih 20 tahun dengan jumlah 27 pintu.

• Tembawai Gerunggang (1894-1899), lamanya 5 tahun dengan jumlah 14 pintu.

• Tembawai Rerak (1899-1907), lama menempati Tembai ini adalah 8 tahun dengan jumlah 15 pintu

• Tembawai Mugang (1907-1922), lamanya 15 tahun dengan jumlah 16 pintu

• Temabawai Pantap (1922-1950), lamanya 28 tahun dengan jumlah 19 pintu

• Tembawai Kenyalang (1950-1956), lamanya 6 tahun dengan jumlah 18 pintu alasan pindah karena rumah angat

• Tembawai Dampak Sungai Aji Puntul (1956-1957), lamanya 1 tahun alasan pindah karena sering terjadi kematian dan rumah rusak

• Tembawai Uji Bilik (1957-1972), ada 25 pintu dan alasan pindah karena rumahnya rusak.

• Pindah ke Rumah Panjang Sungai Utik (1972-sekarang)

Letak geografis dan keadaan alam

Sungai Utik adalah salah satu kampung yang terletak di bagian Utara Kabupaten Kapuas Hulu. Secara geografis kampung ini terletak pada 49N 0671000 - 0682000 BT dan UTM 0115000 - 0140000 LU. Pusat kampung terletak di tepi Sungai Utik yang mengalir ke arah Selatan bermuara ke Sungai Cemeru dan selanjutnya bermuara pula ke Sungai Kapuas. Bagian selatan wilayah kampung merupakan daerah dataran rendah yang terdiri dari daerah rawa yang sering tergenang air, sementara pada bagian Utara adalah daerah berbukit-bukit.

Secara administratif, kampung Sungai Utik merupakan salah satu Dusun di wilayah Desa Pengembangan Rantau Perapat Kecamatan Embaloh Hulu. Sungai Utik sendiri merupakan pusat Desa pengembangan yang meliputi dusun: Sungai Utik, Munggu, dan Lao’ Rugun.

Struktur pemerintahan Desa adalah:

Kades : Marsilus Uli ( Sungai Utik)

Kadus Sungai Utik : Iman

Kadus Mungguk : Mael

Kadus Lao Rugun : Jus

Sungai Utik merupakan sungai terbesar yang mengalir membelah wilayah dari Utara ke Selatan melintasi Pemukiman Sungai Utik. Sungai ini dapat digunakan untuk lalu lintas alternatif oleh penduduk dengan mengunakan perahu motor untuk menuju ke Nanga Embaloh dan Putussibau. Airnya cukup bersih dan dingin karena berasal dari daerah pegunungan dan mengalir melalui kawasan hutan primer yang sangat luas.

Kondisi tanah masih subur, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman yang diusahakan oleh masyarakat seperti: padi, jagung, sayuran, ubi , karet dan tanaman lainnya. Kawasan yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian meliputi bagian tengah dan sekitar pemukiman, sementara bagian lain sekitar 70 persen masih merupakan hutan primer yang banyak terdapat berbagai jenis kayu bangunan dan berbagai hewan.

Penduduk dan Pemukiman

Penduduk yang mendiami wilayah Sungai Utik adalah suku Dayak Iban dengan bahasa Iban sebagai bahasa sehari-hari. Penduduk tinggal di rumah Panjai (rumah panjang) dimana rumah ini merupakan ciri khas Dayak. Bentuknya masih cukup orisinil dan masih utuh, dengan panjang 170,65 meter yang terdiri dari 28 pintu, memiliki ruai, bilik, tanyo, sadau dan sadau bugau.

Penduduk berjumlah 67 kepala keluarga yang terdiri dari 98 laki-laki dan 191 perempuan. Prosentase perempuan lebih banyak karena kebanyakan warga, terutama anak remaja laki-laki banyak pergi merantau ke Sarawak dan Sabah Malaysia.

Transportasi

Untuk dapat sampai ke kampung Sungai Utik, kita harus menempuh jarak sekitar 700 kilometer dari Pontianak dengan lama perjalanan sekitar 17 jam menggunakan mobil. Perjalanan ke kampung ini dapat ditempuh dengan menggunakan:

• bis umum dari Pontianak sampai ke Putussibau, kemudian menggunakan mobil angkutan pedesaan sampai ke kampung Sungai Utik.

• perahu motor dari Pontianak menyusuri Sungai Kapuas sampai ke Putussibau, selanjutnya dapat terus menggunakan perahu motor yang lebih kecil sampai ke kampung atau menggunakan mobil angkutan pedesaan.

• pesawat DAS dari Pontianak sampai ke Putussibau, kemudian menggunakan mobil angkutan pedesaan.

Kondisi jalan dari Pontianak sampai ke Putussibau, sebagian beraspal dan sebagian lagi masih jalan tanah. Dari ibukota Kabupaten Putussibau saat ini telah dibangun jalan menuju ke Badau yang melintasi kampung Sungai Utik. Ketika kegiatan pemetaan, pekerjaan jalan masih berlangsung dan dalam tahap pengerasan. Dengan adanya jalan itu maka masyarakat Sungai Utik tidak lagi menggunakan sungai sebagai jalur transportasi utama untuk ke Putussibau dan ke tempat lain.

Sisi lain dengan dibangunnya sarana transportasi berupa jalan yang langsung menghubungkan daerah Sungai Utik dengan ibukota kabupaten memberikan kontribusi semakin berkurangya kualitas dan rusaknya tatanan masyarakat yang dikenal sebagai masyarakat yang arif dan bijaksana.

- Sarana Komunikasi

Sarana komunikasi yang ada adalah Radio dengan siaran yang dapat ditangkap dengan jelas adalah siaran RRI Pontianak. Sedangkan informasi luar negeri di Sungai Utik diterima dengan jelas siaran radio BBC London dan Suara Amerika dan radio amatir Malaysia.

Sungai Utik merupakan sungai terbesar yang mengalir membelah wilayah dari Utara ke Selatan melintasi Pemukiman Sungai Utik. Sungai ini dapat digunakan untuk lalu lintas alternatif oleh penduduk dengan mengunakan perahu motor untuk menuju ke Nanga Embaloh dan Putussibau. Airnya cukup bersih dan dingin karena berasal dari daerah pegunungan dan mengalir melalui kawasan hutan primer yang sangat luas.

Kondisi tanah masih subur, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman yang diusahakan oleh masyarakat seperti: padi, jagung, sayuran, ubi , karet dan tanaman lainnya. Kawasan yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian meliputi bagian tengah dan sekitar pemukiman, sementara bagian lain sekitar 70 persen masih merupakan hutan primer yang banyak terdapat berbagai jenis kayu bangunan dan berbagai hewan.

Penduduk dan Pemukiman

Penduduk yang mendiami wilayah Sungai Utik adalah suku Dayak Iban dengan bahasa Iban sebagai bahasa sehari-hari. Penduduk tinggal di rumah Panjai (rumah panjang) dimana rumah ini merupakan ciri khas Dayak. Bentuknya masih cukup orisinil dan masih utuh, dengan panjang 170,65 meter yang terdiri dari 28 pintu, memiliki ruai, bilik, tanyo, sadau dan sadau bugau.

Penduduk berjumlah 67 kepala keluarga yang terdiri dari 98 laki-laki dan 191 perempuan. Prosentase perempuan lebih banyak karena kebanyakan warga, terutama anak remaja laki-laki banyak pergi merantau ke Sarawak dan Sabah Malaysia.

Lembaga Adat

Struktur institusi adat di Sungai Utik adalah sebagai berikut:

Timanggung : Umping ( Sungai Utik) membawahi 7 kampung di 2 desa

Rantau perapat dan Langan Baru

Patih : 1. Bungin (Unga) membawahi Desa Langan Baru

2. ( Lao Rugun) meninggal dan belum diganti membawahi

Desa Rantau Perapat

Tuai Rumah : 1. Bandi ( Sungai Utik)

2. Sare ( Munggu)

3. Rugun ( Lao Rugun)

4. Jebing ( Pulan)

5. Bungin ( Unga)

6. Ucing ( Apan)

7. Ukin ( Sungai tebelian

Sarana Pendidikan dan kesehatan

Sarana pendidikan yang ada di Sungai Utik yaitu Sekolah Dasar Negeri beserta dengan Gedung Sekolah dan guru pengajar. Untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi mereka harus tinggal di Putussibau atau ke tempat lain. Sedangkan sarana Kesehatan yang ada adalah Puskesmas dan Polindes dengan tenaga kesehatan seorang mantri dan seorang bidan.

Mata Pencaharian

Mata pencarian pokok masyarakat adalah berladang dan menyadap karet. Sekedar untuk menambah pendapatan mereka berburu, membuat kerajinan berupa anyaman dan tenun kain.

Untuk memperbaiki mutu perekonomian masyarakat, maka di Sungai Utik telah didirikan sebuah Koperasi Kredit yaitu “Credit Union Tuah Menua” yang secara resmi didirikan pada tanggal 18 Agustus 1998. Upacara peresmiannya dilakukan secara adat yang dihadiri oleh AR. Mecer (YKSPK) dan Masiun (LBBT). Berdirinya Koperasi Kredit itu difasilitasi oleh Lembaga Bela Banua Talino.

Pengurus dan anggota Koperasi adalah masyarakat Sungai Utik dan sekitarnya. Untuk tahap awal, wilayah pelayanan adalah desa Rantau Perapat dan desa Langan Baru.

Peta yang dihasilkan

Peta-peta yang dihasilkan:

a. Peta Referensi e. Peta Aliran Sungai

b. Peta tataguna lahan f. Peta Keramat/ Kuburan

c. Peta Penyebaran Hewan g. Peta Penyebaran pohon

d. Peta Pemukiman

Luas wilayah dan pembagian tataguna lahannya

Berdasarkan data yang diambil pada waktu melakukan pemetaan, dapat diketahui luas wilayah Sei. Utik seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel

Luas Wilayah Sei Utik

Berdasarkan Jenis Pemanfaatan Lahan

Jenis Pemanfaatan Lahan Luas (Ha)

Kebun Karet 156.28

Rimba 6,765.00

Sawah 244.98

Babas 2,036.32

Tembawang 15.96

Keramat 5.64

Engkabang 156.28

Total 9,380.46

Sumber: Data lapangan, 1998

Nama-nama Munggu

1. Empegal 4. Keladan 6. Kemayau

2. Demam 5. Pujan 7. Pendam

3. Tapang

Nama-nama Bukit

1. Sabang 3. Perimpah tuan 5. Tugu Jawa

2. Tungko 4. Panto 6. Ringka

Nama-nama sungai

1. Utik 31. Pujan 60. Pujan kara

2. Pujan rusa 32. Sinur 61. Cemeru

3. Mawang 33. Bunut 62. Tapang mengaris

4. Bakong 34. Temune 63. Ambun

5. Tise besai 35. Tise luput 64. Salah anyut

6. Pujan rusa 36. Gerama 65. Tekalong

7. Kenyalang 37. Ririk 66. Salam

8. Lempong 38. Langkau jupi 67. Kawing

9. Tabao 39. Bemban 68. Ngelai

10. Bengang 40. Aji 69. Aji puntul

11. Udin 41. Baya 70. Giok

12. Ulu sawa 42. Japek 71. Sega

13. Sibiro 43. Sepitoh 72. Puak

14. Gintingsalin 44. Pelai 73. Adong

15. Sede 45. Rian 74. Dampa

16. Ran 46. Jaboh 75. Perejok

17. Sedamun 47. Tapang 76. Maram

18. Langkauangus 48. Selanggai 77. Laut

19. Kebos 49. Kesuli 78. Nansang

20. Aping 50. Pelanduk 79. Ng.lubok

21. Judi 51. Nteli 80. Engkabang

22. Libao 52. Lemayong 81. Perdok karang

23. Tapangbungkak 53. Kemantan 82. Camang

24. Asam 54. Babai 83. Gerugok

25. Engkalumbe 55. Sepan besai 84. Tapang akop

26. Insair 56. Sada 85. Kabol

27. Sinyup 57. Perao 86. Batu

28. Lampah 58. Nimbung 87. Nanga tiga

29. Nanga dua 59. Jangkang 88. Bakong

30. Labi

Nama-nama Danau

1. Demam 6. Empelanjau 10. Nanga

2. Lemayung 7. Engkabang 11. Kepapak

3. Rembali 8. Ganggak 12. Kuncit

4. Ucau 9. Bontoi 13. Jambu

5. Nyato’

Nama-nama Temawai

1. Rerak 6. Embaloh 11. Ijok

2. Ng.s. Aji 7. Ali 12. Pujan

3. Sungai Aji 8. Kepayang 13. Kenyalang 1

4. Kelabo 9. Pinang 14. Kenyalang 2

5. Gerunggang 10. Inyak 15. Pantap

Tempat keramat

1. Keramat Danau Marau 4. Keramat Ngintu Menua

2. Keramat Munggu Mpegal 1 5. Keramat Munggu Mpegal 2

3. Salib Masir

Pendam/Rarong

1. Pendam Basai 5. Pendam katolik

2. Pendam Kam 6. Pendam orang Munggu

3. Pendam anak biak (tanah mali’) 7. Rarong Ibai

4. Rarong Ragai 8. Rarong Jagan

Jenis-Jenis Tumbuhan

Kayu Bangunan

1. Kedang rubeh 50. Sengkang 98. Panuk

2. Selukai 51. Dilah 99. Ran

3. Kemayau 52. Ungit 100. Selangking

4. Najau 53. Encerindak 101. Engkalumbe

5. Ensanut 54. Ulit 102. Karet

6. Mengagang 55. Melapi 103. Barek

7. Sinur 56. Bungor 104. Entimau

8. Tampan 57. Menjemuk 105. Menggasing

9. Patas 58. Merama 106. Tulang ular

10. Cemari 59. Melaban 107. Malam

11. Luweh 60. Luweh nimoh 108. Marpinang

12. Nyato 61. Nyato temiang 109. Mawang

13. Empelam 62. Mangga 110. Sibau

14. Limau 63. Keniong 111. Tebelian kapur

15. Tebelian wi 64. Tekam 112. Tekam padi

16. Tekam ensurai 65. Tekam kerabat 113. Tekam rian

17. Tekamlampung 66. Panggau 114. Perawan

18. Gereh 67. Pelai 115. Nyeluting

19. Melebot 68. Kumpang 116. Papa

20. Kedemak 69. Kemunting 117. Penyau

21. Penyau kemiding 70. Ngelai 118. Mengareh

22. Kampas 71. Tapang 119. Kaladan wi

23. Kaladan kapur 72. Resak kapur 120. Resak bara

24. Penawar 73. Penawar mansau 121. Penawar lup

25. Rampo kijang 74. Pingan 122. Manyam

26. Bilau 75. Purang 123. Kerubung

27. Ntali 76. Gerunggang 124. Merebung

28. Petai 77. Ramin 125. Panggu

29. Pukul 78. Badang 126. Sempetir

30. Ngemilas 79. Entangor 127. Entangor batu

31. Rarok 80. Kelansau 128. Bungkang

32. Raro 81. Tunam 129. Tuso bayak

33. Menuang 82. Ubah 130. Kepayang

34. Jambu 83. Empelanyau 131. Pelai

35. Nguang 84. Temala’ 132. Pitoh

36. Belante 85. Nsarai 133. Babai

37. Muman 86. Engkabang 134. Engkabang ramai

38. Engkabangtukung 87. Kasai 135. Bukuh

39. Mukung 88. Semukau 136. Suloh

40. Mecang 89. Panseh 137. Engkabangkeminting

41. Enselan 90. Kara 138. Beringin

42. Perdok 91. Terentang 139. Samak

43. Kesindok 92. Bunok 140. Merjemah

44. Medang semat 93. Medang kacang 141. Medang ulu lunga

45. Medang miang 94. Medang melabang 142. Medang pawas

46. Medang libas 95. Medang arau 143. Medang subung

47. Medang celum batang 96. Medang balung 144. Medang beting

48. Medang kerapa 97. Medang kala’ 145. Medang seluai

49. Medang kekalau

Buah-buahan

1. Rian 22. Riang isu 43. Rian tai anak

2. Riang gerinang 23. Nyekak 44. Sibau

3. Beletek 24. Ruki 45. Melanjan

4. Kuku baning 25. Titi dan 46. Punjung

5. Pudun 26. Mertapang 47. Rembai

6. Salam lensat 27. Pedalai 48. Tekalong

7. Pala musoh 28. Ntawa’ 49. Siak

8. Kandeh 29. Ngeranyek 50. Bukoh

9. Puak 30. Kemayau 51. Dedabai

10. Jelentik 31. Kekang 52. Ngkejirak

11. Lemak adau 32. Kubal 53. Tabau

12. Petai 33. Inyak 54. Pinang

13. Pisang 34. Nangka 55. Berunai

14. Gentok 35. Lengkek 56. Ngkerinyo

15. Kepayang 36. Pulok 57. Ingor

16. Bungkang 37. Perdok jugam 58. Perdok padi

17. Maram 38. Keminting 59. Kemunting

18. Ujung 39. Pal ucok 60. Nangka belanda

19. Empelanyau 40. Midong 61. Kesindok

20. Mawang 41. Mpelam 62. Limau

21. Ridan 42. Kancam peladuk 63. Pingan

Tanaman Palma

1. Mulong 7. Ntibap 13. Mudur

2. Aping 8. Pelat. 14. Maram

3. Gernih 9. Ridan 15. Pantok

4. Jepelak 10 Wi 16. Birok

5. Lemayung 11. Inyak 17. Sabun

6. Nibung 12. jaung 18. Ijuk

Jenis bambu

1. Buloh 5. Buloh kuning 9. Pren Betong

2. Pren sbiyau 6. Buloh rintap 10. Buloh ngka

3. Munte’ 7. Aur gageng 11. Jalai

4. Buloh lalau 8. Buloh mpir 12. Pren surik

Jenis rotan

1. Sagak balau 9. Tunggal 17. Danan

2. Leoh 10. Blauk 18. Jawer

3. Sampan 11. Tabu 19. Semambo

4. Serok 12. Jernang 20. Cit

5. Batu 13. Lebak 21. Semut

6. Matar 14. Mukop 22. Sugi

7. Sagak letik 15. Lalau 23. Marau

8. Lian 16. Bayau 24. Unae

Tanaman obat

1. Japa 5. Mpelemau 9. Serapa pinang

2. Retal 6. Soek 10. Pinang

3. Sireh 7. Kunyit 11. Pucung

4. Ntemu 8. Daun kameh

Jenis akar

1. Kemedu 9. Kunyung 16. Mertai

2. Belum 10. Selaseh 17. Mpelas

3. Gemalong 11. Tulang salai 18. Lemak sawa

4. Ngkelayau 12. Kerimpak pinggai 19. Malam

5. Sireh 13. Gelayok rarak 20. Nyunyut

6. Kikat 14. Kuning 21. Sedek

7. Gelabok 15. Kayas 22. Bulek

8. Kelait tengang

Jenis rumput

1. Laut 11. Mawang 21. Enterik lalang

2. Pupuk 12. Sirang belanjau 22. Pakok

3. Kanji 13. Carik kain 23. Engkupak

4. Sela padi 14. Tulang gajik 24. Capi

5. Tulang kusing 15. Kelindang 25. Rubai

6. Bilah kepayang 16. Kejuru bageli 26. Kenyalau

7. Bedega 17. Beluju 27. Empelakang

8. paitPakok kero’ 18. Empasan 28. Kemelang

9. Ngupa 19. Ngabo 29. Pakok pait

10. Ngerapo 20. Puron

Jenis-Jenis Hewan

Binatang mamalia

1. Mayau 12. Landak 22. Ringgin

2. Pelanduk 13. Cit 23. Engkulek

3. Bateh 14. Dubong 24. Luwit

4. Busau 15. Angkeh 25. Kijang

5. Sinang 16. Kubung 26. Nyumoh

6. Cupok 17. Rusa 27. Puan

7. Landak 18. Mpliau 28. Ngkerabak

8. Capi 19. Munsang 29. Aji

9. Jane 20. Kerampu 30. Pukang

10. Kera 21. Merjang 31. Jugam

11. Tupai

Jenis burung

1. Kenyalang 20. Empitu 39. Bayan

2. Sengayan 21. Krakau 40. Lang pukun

3. Tebuk 22. Semujan 41. Engkeririk

4. Beruek 23. Memuas 42. Entala

5. Kejira 24. Ensing 43. Tunggu’

6. Ensulit 25. Kukur 44. Sempidan

7. Bejampung 26. Lang burik 45. Empun

8. Papau 27. Tiong 46. Nendak

9. Imbuk 28. Belatok 47. Engkecung

10. Empula 29. Pipit antu 48. Entelit

11. Taktada 30. Ruwai 49. Mplokok

12. Senabung 31. Bedide 50. Kutuk

13. Belado 32. Semalau 51. Ketupong

14. Kuncit 33. Pipit 52. Kak

15. Lang entabukau 34. Keruak 53. Lang

16. Tajai 35. Pangkas 54. Lang buak

17. Pergam 36. Bagia 55. Layang

18. Pantak daun 37. Berabai 56. Beriak

19. Gangang 38. Sempatiang 57. Put

Jenis ular

1. sawak 10. Parai ikok 19. Puan

2. Gintek 11. Kengkamau 20. Sendok

3. Brudu 12. Ribeh 21. Tikam

4. Marsian 13. Ripang 22. Mparok

5. Beluai 14. Api ae’ 23. Kenyalang

6. Krime’ 15. Sudok 24. Tedung

7. Unyop 16. Bungai 25. Ripung

8. Belalang 17. Ngkadan 26. Kengkang

9. Kenawang 18. Ngkudu 27. Mlimang

Jenis ikan

1. Adong 10. Kujam 18. Njuar

2. Kali 11. Baung 19. Tapah

3. Runtok 12. Mplokong 20. Semah

4. Tilan 13. Indai upai 21. Tuman

5. Mpotong 14. Bantak 22. Ngkarik

6. Ntabalang 15. Kenyulung 23. Nsluai

7. Silok 16. Buing 24. Bangah

8. Palau 17. Kemujuk 25. Belida

9. Kele

Binatang Ampibi

1. Kekura 5. Raung 9. Buang

2. Ringka’ 6. Mpasan 10. Pama

3. Pamak 7. Bobuko 11. Buak

4. Lalabi 8. Baya’ 12. Kunding

Jenis Serangga

1. Kesulai 11. Pakmai 21. Buyah

2. Sawat 12. Bilon apai sali 22. Ukut

3. Indo matar 13. Indo kebari 23. Indo ro

4. Ntabah 14. Sinap 24. Sawir

5. Buntak besi 15. Buntak alau 25. Buntak rusa

6. Buntak tampe 16. Buntak dot 26. Buntak lisa

7. Buntak subung 17. Buntak balang 27. Mpagau pako

8. Mpagau kucop 18. Indo manye 28. Indo gamang

9. Indo pantal 19. Indo kemuso 29. Indo pantak babi

10. Indo pantak sirot 20. Indo naning 30. Indo bubok

DESKRIPSI NAMA-NAMA TEMPAT

 

I. Bukit Tugu Jawa

Bukit ini terletak pada koordinat 49 N 0673307 UTM 0130950. Tempat ini merupakan batas di punggungan bukit. Dinamakan Bukit Tugu Jawa karena di puncak bukit ini pernah akan dibangun sebuah tugu yang tidak jelas untuk apa. Rencana pembuatan tugu itu dilakukan oleh orang-orang Jawa pada sekitar tahun 1962. Dan entah karena apa tugu tersebut tidak jadi dibangun sehingga semen yang akan dipakai dalam pembuatan tugu itu membeku. Sampai saat ini bungkahan semen yang membeku itu masih ada berjumlah 3 buah. Oleh sebab itu masyarakat di sekitar itu menamakan tempat itu Tugu Jawa.

Bukit Tungko

Dinamakan demikian karena jika dilihat dari atas berbentuk segitiga menyerupai Tungko. Bukit ini merupakan batas antara wilayah kampung Sungai utik dan wilayah kampung Munggu, terletak pada koordinat 49 N 0679489 UTM 0133180.

Bukit Sabang

Di sekitar lereng bukit hingga ke puncaknya banyak ditumbuhi tanaman Sabang. Tanaman ini kecil mempunyai daun kecil berwarna hijau bergaris-garis merah. Ketika orang berkunjung ke sana dapat mengambil batang atau tunasnya untuk ditanam sebagai tanaman hias di halaman rumah.

Bukit ini terletak dalam wilayah kampung Sungai Utik terletak pada koordinat 49 N 0677547 UTM 0128499.

Kuburan Katolik

Tempat yang dijadikan kuburan katolik sekarang ini, pada zaman dahulu merupakan bekas rumah orang Embaloh. Tempat itu di seberang sungai Utik dekat tempat mandi orang Sungai Utik sekarang. Di sekitar tempat mandi itu orang menemukan tiang-tiang dari kayu belian yang sedang direndam oleh orang Embaloh untuk dijadikan rumah. Ada salah satu tiang belian yang agak aneh dan sering berpindah-pindah tempatnya dan kadang-kadang menakutkan. Tiang itu berukuran panjang sekitar 15 meter berdiameter 45 cm. Pada tahun 1982 tiang itu diangkat oleh masyarakat ke darat dengan upacara adat, dan didirikan di depan SDN Sungai utik, seolah-olah merupakan tugu. Tiang itu masih ada sampai sekarang.

Nanga Sungai Nyiop/Sungai Perao’

Nyiop adalah nama orang Embaloh. Orang ini sering mencari rotan menyusuri sungai Utik menuju ke daerah anak sungai. Tetapi sebelum mencapai sungai itu ada sebuah wong (riam/jeram) maka ditinggalkannya perahunya di salah satu kuala sungai, kemudian berjalan lewat darat menuju suatu tempat yang selalu menjadi tempatnya mencari rotan. Maka sungai tempat menambat perahu itu dinamakan sungai Perao’ sementara aliran sungai tempat ia sering mencari rotan itu dinamakan sungai Nyiop.

Bukit Panto

Ketika masyarakat tinggal di Tamawai Pantap, ada seorang warga yang bernama JAGAN. Semasa hidupnya, dia berkeinginan jika mati ingin dikuburkan di puncak Bukit Panto. Keinginannya itu diungkapkan kepada keluarga dan sanak saudaranya. Keinginannya itupun terkabul ketika meninggal mayatnya diusung oleh keluarga dan warga sekampung untuk dimakamkan di Bukit Panto. Tetapi karena Bukit Panto cukup tinggi, orang tidak sanggup lagi membawa mayatnya sampai ke puncak, oleh sebab itu mayatnya dimakamkan di pertengahan (tidak sampai ke puncak) Bukit Panto.

Keturunan Jagan yang ada yaitu: Munggu, Bingkok, Salong, Merang dan Siau. Bingkok mempunyai anak, di antaranya adalah Iman (yang saat ini menjadi Kadus Sungai Utik).

Daftar istilah

Umai = ladang

Damun = bekas ladang

Babas = hutan (rima atau damun)

Langkau = pondok

Kampung = Rimba

Timanggung = kepala adat pada suatu wilayah

Patih = kepala adat di bawah Timanggung

Tuai rumah = kepala adat pada suatu kampung

Sungai = sungai

Temawai = tembawang

Pulau = sekelompok hutan yang tidak dijadikan ladang, misalnya;pulau

temawai, pulau buah, pulau pendam, pulau mali’

Rima = sekelompok kecil hutan yang tidak diladangi

Tatai = tanah datar di puncak gunung

Genting = cekungan di antara puncak gunung

Tinting = Punggungan gunung/bukit

Seradak = hulu sungai/ puncak sungai

Nanga = muara sungai

Sabang =hanjuang ( kanayatn:rinyuakng)

Balai ruai =tempat yang digunakan oleh burung ruai untuk mandi

Sepan =kubangan babi hutan

Karet = kebun karet

Paya’ = daerah rendah di tepi sungai yang dapat dijadikan sawah

Lupak = rawa-rawa

Tebiang = tebing curam di tepi sungai

Tungko = tungku dapur tempat meletakkan periuk atau kuali ketika

memasak sesuatu

Tanyo =teras rumah panjang yang digunakan untuk menjemur padi

atau untuk keperluan lain (kanayatn: pante)

Merandau = berkunjung, bersilaturahmi

Sadau = loteng

Sada bugau = loteng paling atas (kanayatn: para ibakng)

Ruai = ruang tamu (kanayatn: sami’)

Bilik = ruang dalam

Dapur = dapur

Tanga = tangga

Pendam = kuburan

Rarong = kuburan tua yang mayatnya tidak dibenamkan tanah

Mua mplua’ = jendela tanpa daun jendela

Pintu mplua’ = daun jendela

Wong = riam/jeram

Apan = daerah tempat rusa mencari makan

Peda = melihat/ kelihatan

Diato = sekarang/ zaman sekarang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar