Keberadaan
kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukandi Jawa
Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab
sastrapeninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan
Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di
Singosari serta kitab Pararatonyang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang
penuh keajaiban.Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau
dongeng tetapi dari kitabPararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat
diketahui.Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati)
di Tumapelmenggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik
pada Ken Dedesistri Tunggul Ametung.Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan
Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yangdiperintah oleh Kertajaya.
Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri memintaperlindungannya.
Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M/1144 C Ken Arokmenyerang Kadiri,
sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter.Dengan
kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh kekuasaan kerajaanKadiri
dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari dengan gelar Sri Ranggah
Rajasa Bhattara Sang Amurwawabhumi.Sebagai raja pertama Singosari maka Ken
Arok menandai munculnya dinasti baru yaitu dinasti Rajasa atau dinasti
Girindra untuk menambah pemahaman Anda tentangketurunan dinasti Rajasa,
maka simaklah silsilah berikut ini:
Dengan
memperhatikan silsilah tersebut di atas, maka yang perlu Anda ketahui bahwa
nama yang diberi nomor dan diberi kotak/dalam kotak itulah urutan raja-raja
Singosari. Raja pertama sampai ketiga yang diberi tanda (*) mati dibunuh karena
persoalan perebutan tahta dan balas dendam. Dari kelima raja Singosari tersebut,
raja Kertanegaralah yang paling terkenal, karena dibawah pemerintahan
Kertanegara Singosari mencapai puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri
Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai gagasan politik untuk memperluas
wilayah kekuasaannya.
Gambar 6. Peta kekuasaan Singosari
Setelah Anda
menyimak gambar peta kekuasaan Singasari tersebut, yang perlu Anda ketahui
bahwa kekuasaan tersebut dapat dicapai oleh Kertanegara karena tindakan
politiknya yaitu seperti:
a.
Membangun Singasari menjadi pusat pemerintahan dan berusaha menyingkirkan
lawan-lawan politiknya seperti Kebo Arem (Raganatha) dijadikan adhyaksa
di Tumapel, Arya Wiraraja (Banyak Wide) dijadikan Bupati
Madura.
b.
Menumpas pemberontakan Mahisa Rangkah.
c. Menyatukan agama Syiwa dan Budha menjadi
agama Tantrayana (Syiwa Budha). Agama ini dipimpin oleh Dharma
Dyaksa.
d.
Melakukan politik perkawinan yaitu mengawinkan salah satu putrinya dengan R.
Wijaya dan putri yang lain dengan Ardharaja putra Jayakatwang dari
Kediri dalamrangka memperkuat kedudukannya sebagai raja Singasari. Dan
mengawinkansaudaranya dengan raja Campa yaitu raja Jaya Singhawarman
IV dalam rangkamencari persekutuan/aliansi dengan kerajaan Campa.
e.
Mengirimkan ekspedisi ke luar pulau Jawa antara lain ekspedisi ke Malayu/
Pamalayu tahun 1275 untuk menjalin persahabatan dengan kerajaan Malayu dan
ekspansi ke Bali tahun 1284 karena Bali tidak mau tunduk kepada Singasari.
Dari
tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, mungkin di satu sisi
Kertanegara berhasil mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari,
tetapi dari sisi yang lain muncul beberapa ancaman yang justru berakibat
hancurnya Singasari. Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan
dari Cina Mongol karena Kertanegara tidak mau mengakui kekuasaannya bahkan
menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-chi yang dibuat cacat mukanya.
Sedangkan ancaman yang lain dari dalam yaitu adanya serangan dari Jayakatwangdari
Kadiri tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati
Sumenep yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga Kertanegara terbunuh, maka
jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri. Setelah
Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawi sebagai
Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina
(Wairocana)
bersama permaisurinya Bajradewi.
Gambar 7. Candi Singosari
Dalam kitab
Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan sosial
masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram
sejak pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengan
kehidupan religius. Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya
ajaran agama baru yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan
kitab sucinya Tantra. Ajaran Tantrayana berkembang dengan baik sejak
pemerintahan Wisnuwardhana dan mencapai puncaknya pada masa Kertanegara, bahkan
pada akhir pemirintahan Kertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang
melaksanakan upacara Tantrayana bersama Mahamantri dan pendeta terkenal.
Kehidupan Ekonomi
Dalam kehidupan
ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber yang secara jelas tetapi sangat
memungkinkan bahwa ekonomi Singosari ditekankan pada kehidupan pertanian dan
perdagangan serta pelayaran. Perkembangan tersebut sangat dimungkinkan karena
Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan
Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan
budaya, Singosari sangat berkembang karena Singosari banyak meninggalkan
bangunan monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan agama yaitu
seperti candi Kedal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang
merupakan perwujudan Kertanegara yang terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar