Nama kerajaan
Majapahit tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena Majapahit adalah
salah satu kerajaan Hindu yang terbesar di Indonesia.
Sumber-sumber Sejarah
Sumber-sumber
sejarah yang menjelaskan tentang kerajaan Majapahit sebagian besar berupa kitab
sastra yaitu seperti:
a. Kitab
Pararaton, selain menceritakan tentang raja-raja Singosari juga menjelaskan
tentang raja-raja Majapahit.
b. Kitab
Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada tahun 1365
menjelaskan tentang keadaan kota Majapahit, daerah Jajahannya dan perjalanan
Hayam Wuruk mengelilingi daerah kekuasaannya.
c. Kitab
Sundayana menjelaskan tentang perang Babat.
d. Kitab
Usaha Jawa menjelaskan tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada
dan Arya Damar.
Di samping
sumber sejarah di atas, sumber sejarah peninggalan Majapahit juga berupa seni
bangunan seperti candi, pinti gerbang, pemandian atau pertirtaan serta kota
Trowulan, bekas ibukota Majapahit yang terletak di kota Mojokerto Jawa Timur.
Sedangkan sumber dari luar negeri yang membuktikan kerajaan Majapahit diperoleh
dari berita-berita Cina yaitu seperti berita yang ditulis pada masa dinasti
Ming (1368-1643) dan berita dari Ma-Huan dalam bukunya Ying Yai
menceritakan tentang keadaan masyarakat dan kota Majapahit tahun 1418 serta
berita dari Portugis tahun 1518.
Dari
sumber-sumber tersebut di atas, dapat diketahui pemerintahan raja-raja
Majapahit, kehidupan sosial, ekonomi, serta peninggalan budaya-budaya
Majapahit.
Berdirinya
kerajaan Majapahit adalah berkat usaha dan perjuangan Raden Wijaya dengan
memanfaatkan kedatangan tentara Cina Mongol (Kubilai Khan) yang datang ke Pulau
Jawa untuk menghukum Kertanegara. Dengan kedatangan pasukan Kubilai Khan, maka
dimanfaatkan untuk menyerang Jayakatwang di Kadiri, sehingga kekalahan
Kertanegara dapat terbalaskan karena Jayakatwang akhirnya meninggal di Ujung
Galuh. Sedangkan pasukan Kubilai Khan melalui tipu muslihat Raden Wijaya dapat
diusir dari pulau Jawa tahun 1293. Setelah berhasil mengusir pasukan Kubilai
Khan, maka tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit
dengan gelar KertarajasaJayawisnuwardhana.
SILSILAH RAJA-RAJA MAJAPAHIT
Dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang kuat, maka Raden Wijaya melakukan berbagai
tindakan yaitu seperti melanjutkan pembangunan Majapahit sebagai pusat
pemerintahan, mengawini keempat putri Kertanegara dan membalas jasa
dengan memberikan kekuasaan kepada para sahabat dan pengikutnya. Walaupun
demikian diantara para pengikutnya ada yang tidak puas dan akhirnya menjadi
benih pemberontakan di Majapahit. Pemberontakan tersebut muncul pada masa
pemerintahan Jayanegara (Kala Geret), karena Jayanegara adalah raja
yang lemah. Diantara pemberontakan tersebut yang paling berbahaya adalah pemberontakan
Kuti tahun 1319 tetapi akhirnya dapat dipadamkan oleh pasukan
Bhayangkari yang dipimpin Gajah Mada. Atas jasanya Gajah Mada menjadi patih
Kahuripan tahun 1319 dan selanjutnya tahun 1321 diangkat menjadipatih
Daha.
Pemberontakan
terhadap Majapahit tetap muncul, pada masa pemerintahan TribuanaTungga Dewi yaitu
seperti pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah Besuki tahun 1331. Dan
pemberontakan tersebut juga berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada. Atas jasa
tersebut maka Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit tahun 1333.
Dengan adanya Sumpah Amukti Palapa, maka Gajah Mada bercita-cita
mempersatukan wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sehingga untuk
mewujudkan sumpah tersebut, pasukan Majapahit yang dipimpin Gajah Mada dan
dibantu oleh Adityawarman melakukan politik ekspansi/penyerangan
keberbagai daerah dan berhasil. Atas jasanya Adityawarman diangkat
menjadi Raja Melayu tahun 1347 untuk menanamkan pengaruh Majapahit di
Sumatera.
Pada tahun
1350, Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk. Ia bergelar Rajasanegara
dan dalam menjalankan pemerintahan yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada,
Adityawarman dan Mpu Nala sehingga pada masa tersebut Majapahit
mencapai puncak kebesarannya, karena daerah kekuasaannya hampir meliputi
seluruh Nusantara dan Majapahit berkembang sebagai kerajaan Maritim
sekaligus kerajaan Agraris.
Gambar 8. Peta kekuasaan Majapahit
Setelah Anda
menyimak gambar 2.13 tersebut, tentu dalam pikiran Anda terlintas bahwa Gajah
Mada berhasil mewujudkan sumpahnya. Memang benar apa yang dicita-citakan oleh
Gaja Mada melalui sumpahnya dapat terlaksana kecuali kerajaan Pajajaran (Sunda)
yang belum dikuasainya. Dalam rangka menguasai Pajajaran tersebut, maka Gajah
Mada melakukan Politikperkawinan yang berakibat terjadinya peristiwa
Babat tahun 1357. Perang babat tersebut tentu sudah pernah Anda ketahui
untuk itu silahkan Anda ceritakan kembali perang Babat tersebut menurut versi
Anda. Selanjutnya cerita Anda ditulis pada selembar kertas dan kumpulkan pada
Guru bina Anda. Wilayah kekuasaan Majapahit hampir meliputi seluruh wilayah
nusantara, bahkan Semenanjung Malaya juga berhasil dikuasai Majapahit. Untuk
itu dalam rangka menjaga keamanan dan memelihara kesatuan daerah kekuasaannya
maka Majapahit memperkuat armada lautnya di bawah pimpinan MpuNala.
Dan juga berusaha menjalin persahabatan dengan negara-negara
tentangga yang diistilahkan Mitrekasatata yang berarti sahabat atau
sahabat sehaluan atau hidup berdampingan secara damai. Tahun 1364 Gajah Mada
meninggal. Sehingga Majapahit mengalami kesulitan mencari penggantinya.
Baru tiga tahun kemudian digantikan oleh Gajah Enggon. Meninggalnya Gajah Mada sangat
berpengaruh terhadap pemerintahan Hayam Wuruk, sehingga pemerintahan Hayam
Wuruk mengalami kemunduran. Hayam Wuruk meninggal tahun 1389. Selanjutnya tahta
Majapahit diduduki oleh Wikramawardhana. Pada masa pemerintahan
Wikramawardhana (tahun 1389 - 1429) kehidupan politik Majapahit diwarnai oleh Perang
Paregreg atau perang saudara antara Wikramawardhana dengan Bhre
Wirabumi. Perang Paregreg terus berkelanjutan menyebabkan bintang Majapahit
semakin pudar, sehingga banyak daerah-daeah kekuasaannya yang melepaskan diri.
Hal ini ditambah dengan adanya penyebaran Islam yang berpusat di
Malaka serta munculnya kerajaan-kerajaan Islam yang menentang
Majapahit maka keruntuhan Majapahit diambang pintu.
Mengenai
runtuhnya Majapahit ada beberapa pendapat yaitu:
1. Majapahit
runtuh tahun 1478, ketika Girindrawardhana memisahkan diri dari
Majapahit dan menamakan dirinya sebagai raja Wilwatikta Daha Janggale Kadiri.
Tahun peristiwa tersebut di tulis dalam Candrasangkale yang berbunyi “Hilang
sirnakertaning bhumi”. Anda masih ingat arti kalimat tersebut? Apabila Anda
lupa buka kembali kegiatan belajar 1 modul ini.
2.
Pendapat lain menjelaskan Majapahit runtuh karena diserang oleh Demak yang
dipimpin oleh Adipati Unus tahun 1522.
Kehidupan Sosial
Sebagai
kerajaan Hindu terbesar di Nusantara kehidupan sosial masyarakat Majapahit
umumnya baik, kerajaan memperhatikan kepentingan rakyat, keamanan rakyat
terjamin, dimana hukum serta keadilan ditegakkan dengan tidak
pandang bulu. Dalam kehidupan beragama raja membentuk dewan khusus yaitu
Dharmadjaksaring kasaewan yang mengurus agama Hindu Syiwa dan Dharmadjaksa
ringKasogatan yang mengurus agama Budha keduanya dibantu oleh
pejabat keagamaan yang disebut Dharma Upapatti. Dengan adanya pejabat
keagamaan tersebut, kehidupan keagamaan Majapahit berjalan dengan baik, bahkan tercipta
toleransi. Hal ini seperti apa yang diceritakan oleh Ma-Huan tahun
1413, bahwa masyarakat Majapahit di samping beragama Hindu, Budha juga ada yang
beragama Islam, semuanya hidup dengan rukun. Dan berita Ma-Huan tersebut dapat
diketahui bahwa pengaruh Islam sudah ada di kerajaan Majapahit. Kehidupan
sosial yang penuh dengan toleransi juga dibuktikan melalui kitab Sutasoma
yang ditulis oleh Mpu Tantular yang di dalamnya ditemukan kalimat “Bhinneka
TunggalIka, TanHana Dharma mangrua”.
Kehidupan Ekonomi
Sebagai negara agraris
dan maritim, maka tentu perekonomian Majapahit bersumber dari
pertanian, pelayaran, dan perdagangan yang saling menunjang dan saling
melengkapi. Pemerintahan Majapahit selalu berusaha meningkatkan pertaniannya
dengan memperbaiki atau memelihara tanggul sepanjang sungai untuk
mencegah banjir dan di samping itu juga memperbaiki jalan-jalan jembatan untuk
mempelancar lalu lintas perdagangan. Komoditi perdagangan Majapahit adalah
beras dan rempah-rempah. Daerah-daerah pelabuhan seperti Canggu, Surabaya,
Gresik, Sedayu, dan Tuban menjadi pusat perdagangan karena menumpang barang
dagangan berupa hasil bumi dari daerah pedalaman.
Dengan demikian
kehidupan ekonomi Majapahit cukup tinggi sehingga Majapahit dapat berkembang
sebagai kerajaan besar. Sebagai kerajaan besar tentu kebudayaan Majapahit
berkembang dengan baik, hasil peninggalan Majapahit berupa seni bangunan,
patung, dan karya sastra. Seni bangunan Majapahit antara lain pemandian,
atau petirtaan, gapura yang berbentuk seperti candi bentar maupun
Bajang Retu, candi Penataran di Blitar dan masih banyak lagi candi-candi
peninggalan Majapahit yang lain.
Gambar 9. Kelompok Candi
Penataran
Selain seni
bangunan, peninggalan Majapahit juga berupa seni patung yaitu seperti patung
perwujudan Raden Wijaya sebagai Harihara atau sebagai Syiwa dan
Wisnu dalam satu arca, patung putri Suhuta dan patung Tribhuwana sebagai
Parwati. Sedangkan peninggalan Majapahit dalam bidang seni sastra juga
cukup banyak, selain kitab-kitab yang telah disebutkan pada uraian materi
sebelumnya, juga kitab-kitab yang lain yaitu seperti kitab Arjunawiwaha yang
ditulis oleh Mpu Tantular, kitab Ranggalawe, kitab Sorondaka yang
berbentuk kidung dan juga ada kitab hukum yang ditulis oleh Gajahmada
yaitu kitab Kutaramanawa yang digunakan sebagai dasar hukum di
Majapahit. Kitab Hukum Kutaramanawa disusun berdasarkan kitab Hindu yang
lebih tua yaitu kitab Kutarasastra dan Manawasastra. Dengan
demikian dari kitab hukum tersebut, merupakan salah satu contoh wujud
akulturasi dengan kebudayaan India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar