Asal Usul Kata “Sekolah” Pertama Kali.
TIPSKUL mendapatkan asal usul kata sekolah pertama kali dari
halaman Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah, dikatakan : Kata
sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu
sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah
kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk
menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu
adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal
tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi
dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti
tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang
sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui
berbagai pelajaran di atas.
|
ASAL USUL SEKOLAH PERTAMA KALI |
Sekolah Pertama.
Bersumber pada http://www.kaskus.co.id/thread/537461f380cf17cd3500001a/menelusuri-jejak-asal-mula-sekolah di jelaskan bahwa :
Plato dan Aristophanes adalah orang yang pertama yang meninggalkan
catatan tertulis menegnai ruang kelas dan sekolah. Sekolah pertama orang
Athena Kuno memang sederhana. Sekolah itu hanya merupakan tambahan dari
suatu program pendidikan yang dititik beratkan pada latihan
kemiliteran, atletik, musik, dan puisi. Pengajaran membaca, menulis dan
berhitung boleh dikatakan hanya sebagai pertimbangan sampingan.Disini
masih belum bisa disebut sekolah gan, masih cikal bakal sekolah.
Sekolah Tertua di Dunia
(Mesir Kuno)
Menurut sejarah, sekolah modern pertama kali didirikan di Mesir Kuno
sekitar tahun 3000 hingga 500 sebelum Masehi (SM). Tetapi dilihat dari
model pembelajarannya masih sangat berbeda dengan saat ini, karena
proses pembelajaran saat itu masih sangat sederhana. Kegiatan
pembelajaran pada saat itu dilaksanakan di sebuah lapangan terbuka yang
mirip kampanye atau rapat terbuka saat ini.
(India Kuno)
Menyusul setelah berkembangnya dunia pendidikan pada Mesir Kuno
bangsa-bangsa lain pun tidak ketinggalan.Di India sekolah berdiri
pertama kali sekitar tahun 1200 SM dengan materi pendidikan berisi
ajaran Kitab Weda, Ilmu Pengetahuan, tata bahasa dan filsafat.
(China Kuno)
Sekolah tertua di China, diperkenalkan pertama kali pada masa Dinasti
Han pada sekitar tahun 143 – 141 sebelum Masehi!didirikan oleh Gubernur
bernama Wen Wang. Diberi nama Chengdu Shishi yang memiliki arti “Stone
House” karena bahan konstruksi yang digunakan untuk sekolah ini dari
batu. Chengdu Shishi High School ini sempat hangus karena kebakaran tapi
direnovasi kembali oleh Dinasti Ming pada tahun 194 setelah
Masehi.pendidikan formal (pengajaran) diperkirakan muncul pada masa
Dinasti Zhou berkuasa, yakni antara tahun 770-256 sebelum Masehi.
Konfusius, Mensius, Laotzu, termasuk di antara guru-guru pertama di Cina
Kuno.
(Yunani Kuno)
Di Yunani Kuno, tempat asal Filsafat Barat, kaum Shopis mulai mengajar
di Athena sekitar tahun 400 sebelum Masehi. Socrates, yang meninggal
tahun 399 sebelum Masehi, boleh jadi orang pertama yang mengatakan
bahwa, "true knowledge existed within everyone and needed to be brought
to consciousness". Dengan dalil ini pendekatan Socrates adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan penggalian (probing questions) untuk
memicu pikiran-pikiran murid-muridnya guna memahami makna kehidupan,
kebenaran, dan keadilan secara lebih mendalam (inside out method).
Sepeninggal Socrates, Plato mendirikan Academy di tahun 387 sebelum
Masehi, dan 52 tahun berikutnya Aristoteles mendirikan sekolahnya
sendiri bernama Lyceum, juga di Athena. Lalu di abad yang sama,
Isocrates mengembangan metode pendidikan untuk mempersiapkan para orator
yang bekerja di kantor-kantor pemerintah. Ia diyakini ikut mempengaruhi
secara langsung para ahli pendidikan Romawi seperti Cicero, penulis De
Oratore, dan Quintillian, yang membagi pelajaran-pelajaran secara khusus
berdasarkan pentahapan di awal tahun Masehi. Pada tahap primary school
diajarkan soal membaca dan menulis. Lalu di secondary school para budak
Yunani (dipanggil pedagogues) ditugaskan untuk mengajar tata bahasa
Latin dan Yunani kepada anak-anak Romawi waktu itu (khususnya
laki-laki).
(Awal Masehi)
Pada awal Masehi, orang-orang Yahudi telah memberikan pengajaran di
tempat yang disebut Sinagoga. Utamanya yang diajarkan adalah Kitab
Taurat Musa. Dan ketika kekristinan telah berkembang, maka Gereja Romawi
kemudian juga menggunakan bangunan yang di sebut gereja sebagai tempat
pengajaran utamanya mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan Kitab Suci
serta mempersiapkan pemimpin-pemimpin agama yang mengajar di
gereja.Pada masa itu wanita masih sangat sedikit memperoleh kesempatan
untuk ikut belajar bersama anak-anak laki-laki sebayanya.
(Masa Awal Perkembangan Islam)
Sekitar abad X-XI, pendidikan Islam dari Arab mulai mempengaruhi sistem
pendidikan Barat. Melalui interaksi kaum Muslimin dengan
pendidik-pendidik Barat, terutama di Afrika Utara dan Spanyol, dunia
Barat mulai belajar dari kaum Muslimin tentang matematika, ilmu alam,
ilmu pengobatan, dan filsafat. Sistem angka yang menjadi fondasi dari
aritmetika di dunia Barat diyakini sebagian orang sebagai kontribusi
terpenting dari pendidikan Islam dari Arab itu.Pada masa itu muncul
tokoh tokoh ilmu pengetahuan antara lain Ibnu Sina, Al-Kindi, A-Biruni,
Ibnu Baitsam dll.
(Perkembangan Pendidikan dunia Barat)
Kita tahu bahwa sekitar abad XIII telah dikenal adanya University of
Paris, tempat dimana Thomas Aquinas mengajar. Lalu pada masa Renaisance
di abad XIV dan XV dikenal tokoh-tokoh penulis seperti Dante Aleghieri,
Petrarch, dan Giovanni Boccaccio. Desiderius Erasmus dari Jerman juga
memberikan pengaruh besar dalam sistem pendidikan masa itu, terutama
dalam perkembangan ilmu arkeologi, astronomi, mitologi, sejarah, dan
Kitab Suci (Scripture).
Sekolah Tertua Di Indonesia.
1. Sekolah Desa
dengan bahasa pengantar belajar bahasa daerah.Didirikan pada tahun 1907.
Lama belajar 3 tahun. Kelanjutan sekolah desa ini baru muncul pada
tahun 1915 dengan lama belajar dua tahun. Volkschool diperuntukkan bagi
anak-anak pribumi yang tinggal di desa-desa. Pendirian sekolah ini
didasarkan tuntutan kepentingan pembangunan perekonomian negara secara
ekstensif, Belanda terpaksa memberikan kesempatan pendidikan kepada
lapisan bawah penduduk pribumi.
2. HIS (Hollandsch Inlandsch School)
Sekolah ini menggonakan sistem dan metode seperti sekolah di Belanda.
Diselenggarakan terbatas untuk anak-anak golongan atas pada masa
pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Sekolah ini pertama kali
didirikan pada tahun 1914. Tingkat pendidikan yang diberikan kira - kira
setara dengan ELS (Europesche Lagere School).
3. Taman Siswa
Taman Siswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara
pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat
bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid).Pada waktu pertama
kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs
Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan beliau
bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa
ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan
Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai
kota di seluruh Indonesia.
Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman
bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka. Konsep ini
dikembangkan oleh Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan
progresif yang diperkenalkan oleh Maria Montessori (Italia) dan
Rabindranath Tagore (India/Benggala). Patrap Triloka memiliki
unsur-unsur (dalam bahasa Jawa).
Sekolah Menurut Bentuknya.
Sekolah Menurut Bentuknya, kita mengenal lima jenis sekolah, yakni:
Sekolah Konvensional, yakni sekolah yang kita kenal selama ini, ada
wujud gedung yang dibangun khusus untuk keperluan penyelenggaraan
pendidikan. Siswa dari sekolah jenis ini, biasanya masuk pada jam-jam
tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola sekolah. Siswa
diarahkan masuk kelas masing-masing untuk melaksanakan pembelajaran.
Siswa peserta didik kemudian pulang ke rumah masing-masing setelah
mendapat pembelajaran sesuai jam yang telah ditentukan. Tetapi ada pula
sekolah jenis ini yang siswanya diasramakan, misalnya sekolah-sekolah
dilingkungan pondok pesantren. Hingga saat ini, Sekolah Konvensional,
seperti halnya SD/MI, SMP/MTs, SMU/SMK/MA yang dikemas dalam satu unit
lingkungan sekolah, dinilai sebagai bentuk sekolah yang paling ideal
oleh sebagian pemerhati pendidikan. Di dalamnya ada Perpustakaan,
Koperasi Sekolah hingga kantin dan tempat parkir kendaraan serta tempat
ibadah. Di lingkungan sekolah ini, para siswa dididik selama sekitar
enam jam dalam sehari, kecuali pada hari-hari libur. Di luar jam sekolah
tersebut, siswa berinteraksi dengan keluarga atau masyarakat.
Sekolah Terbuka adalah salah satu bentuk sekolah yang dikembangkan oleh
pemerintah. Sekolah jenis ini biasanya berkantor di Sekolah Konvensional
yang sudah ada sebelumnya. Antara Sekolah Konvensional dan Sekolah
Terbuka pada dasarnya sama dari sisi proses pendaftaran, bahan pelajaran
dan ujian. Perbedaan pokok antara Sekolah Konvensional dan Sekolah
Terbuka adalah terutama dari sisi jumlah pertemuan antara tenaga
pengajar atau guru dengan murid. Kalau pada Sekolah Konvensional antara
guru dan murid ada tatap muka setiap hari, kecuali pada hari libur.
Sedangkan pada Sekolah Terbuka antara guru dan murid tidak ada tatap
muka setiap hari. Murid pada Sekolah Terbuka lebih mandiri dalam
mempelajari bahan-bahan pelajaran.
Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal yang
difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui
jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis
kurikulum non pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International
Baccalureate). Kegiatan belajar fleksibel, maksudnya tidak penuh belajar
1 minggu penuh hanya dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu. Kegiatan
Belajar dibagi 2 kelompok usia yaitu Usia Dewasa artinya di luar usia
belajar Formal, tetapi dapat melanjutkan di Pendidikan PNFI yang
diselenggarakan oleh Kelompok Belajar Masyarakat dalam bentuk PKBM,
Yayasan, LSM dan Lembaga Sejenisnya. Untuk Usia Dewasa mengikuti jenjang
belajar selama 4 Semester (2 tahun , sedangkan yang masih Usia Belajar
mengikuti Kegiatan Belajar selama 6 Semester (3 tahun). Warga Belajar
yang LULUS dari Paket B untuk melanjutkan ke Paket C dengan rata-rata
Nilai 7,0 dapat mengikuti KBM 4 semester tetapi masuk pada katagori Usia
Dewasa, Tetapi yang masih Usia Belajar tetap mengikuti 6 semester.
Sekolah Kejar Paket dibagi menjadi: Sekolah Kejar Paket A setara dengan
SD, Kejar Paket B setara tingkat SLTP dan Kejar Paket C setara
SMU/SMK/MA. Sebagaimana siswa atau pelajar dari sekolah pada umumnya,
peserta kejar Paket A, paket B maupun paket C dapat mengikuti Ujian
Kesetaraan.Ujian kesetaraan diselenggarakan dua kali dalam setahun,
yaitu bulan Juli dan Oktober. Setiap peserta yang lulus berhak memiliki
sertifikat (ijazah) yang setara dengan pendidikan formalnya. Ijazah
Sekolah Kejar Paket A setara dengan ijazah SD, ijazah Kejar Paket B
setara ijazah tingkat SLTP dan ijazah Kejar Paket C setara ijazah
SMU/SMK/MA.
Yang termasuk dalam sekolah jenis ini adalah lembaga-lembaga kursus atau
lembaga-lembaga bimbingan belajar untuk bidang tertentu saja. Kursus
adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan
nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti
halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan
dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan
tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga bulan atau 50 jam, kursus
montir, kursus memasak, menjahit, musik dan lain sebagainya. Peserta
yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau
surat keterangan. Contoh lain dari sekolah jenis ini adalah seseorang
atau sekelompok orang yang menyelenggarakan pembelajaran baca-tulis
al-qur'an di rumahnya.
Sekolah jenis ini belum diterapkan. Sekolah jenis ini bisa kita sebut
sebagai Sekolah Berbasis Teknologi Internet (SBTI). Dengan sekolah jenis
ini, siswa tidak perlu pergi ke sekolah setiap hari seperti halnya
Sekolah Konvensional. Siswa melakukan proses pendaftaran sebagai siswa
dan pembelajaran langsung melalui media internet dari rumah
masing-masing siswa atau melalui jasa Warnet. Jika sekolah jenis ini
akan dibuka oleh pemerintah, maka seluruh siswa dari seluruh Indonesia
hanya akan dihimpun dalam satu server di Jakarta. Teknis pembelajaran,
pemerintah menyediakan modul atau buku pelajaran yang bisa diakses dan
atau bisa disalin oleh siswa ke media pribadi siswa berupa flashdisk
atau memory card. Pemerintah juga bisa menyediakan media pembelajaran
berupa video tutorial yang juga bisa diakses dan atau bisa disalin oleh
siswa ke media pribadi siswa untuk diputar ulang sesuai keinginan.
Kelemahan sekolah jenis ini, siswa tidak dilatih atau terlatih seperti
yang terjadi pada Sekolah Konvensional. Misalnya, bagaimana siswa SBTI
ini harus berinteraksi dengan Koperasi, Perpustakaan, menjadi imam
tempat ibadah dan lain sebagainya. Kenyataan ini menampakkan bahwa
pendukung Sekolah Konvensional berada di atas angin. Untuk mengatasi
masalah ini, maka siswa SBTI dapat dianjurkan untuk menjadi anggota
koperasi yang ada di daerahnya, sehingga ia terlatih bagaimana caranya
menjadi anggota koperasi. Siswa SBTI dapat dianjurkan untuk rajin ke
tempat ibadah yang ada di lingkungannya, sehingga ia mengetahui
bagaimana caranya imam memimpin jama'ahnya. Siswa SBTI dapat dianjurkan
untuk menjadi anggota perpustakaan umum yang ada di daerahnya, sehingga
ia terlatih bagaimana caranya menjadi anggota dan menggunakan
perpustakaan umum